Ada Pihak Yang Bertaruh
Namanya juga judi, elemen utama yang pasti ada ya para penjudi, orang atau pihak yang bertaruh, dua atau lebih yang kesemuanya terlibat dalam pertaruhan dan permainan yang menentukan menang-kalah.
Kalau hanya ada satu pihak atau beberapa pihak yang bertaruh, maka bukan judi namanya. Karena tidak bisa dikatakan judi kecuali semua pihak yang terlibat ikut bertaruh.
Contoh, judi tebak skor, biasanya judi-judi semacam ini menemukan momentnya pada saat ada event turnamen sepak bola besar, biasanya ketika piala dunia. Para pesertanya umumnya para anak muda atau remaja, entah pelajar sekolah, SMP/SMA, mahasiswa, atau remaja-remaja kampung.
Mereka diharuskan menebak skor suatu pertandingan, sebut lah Brazil vs Argentina, setiap orang dimintai uang taruhan yang sama nominalnya, katakan 10K, siapa yang sesuai tebakan skor dengan hasil pertandingan, maka dia lah yang berhak mendapatkan semua uang taruhan.
Kalau yang ikut 10 orang, tinggal dikalikan saja. Semakin banyak yang ikut, semakin besar pula uang taruhan yang bisa didapat. Namun kalo ada satu saja yang ikut tetapi tidak turut serta bertaruh, kemudian siapa pun yang menang alias tebakannya sesuai maka uang yang terkumpul diberikan ke satu pihak tadi, maka ini bukan taruhan namanya.
Warna Cat Pintu Rumah yang Membawa Rezeki
Sumber: Instagram/@rumahsemak
Putih adalah warna cat pintu rumah yang membawa rezeki menurut fengshui.
Berdasarkan buku Desain Rumah Hoki Bawa Rezeki yang ditulis Hafizh Akhmad dan Hendi Anwar, putih termasuk ke dalam elemen logam dan memiliki arti bersih, murni, serta menyegarkan.
Secara psikologis, warna putih dapat memberikan ketenangan bagi para penghuni rumah.
Selain itu, warna yang masuk ke dalam jenis neutral tone ini dapat memberikan rasa bahagia setiap saat.
Warna putih sangat cocok digunakan untuk kamar tidur maupun ruang dapur.
Sumber: Instagram/@rumah.kikai
Coklat muda menjadi warna yang saat ini banyak digunakan pada pintu karena mampu memberikan kesan hangat pada hunian.
Di samping itu, coklat juga sering dikaitkan dengan warna alam yang dikenal menenangkan dan stabil.
Tak hanya ketenangan, menerapkan warna coklat pada pintu rumah juga dianggap sebagai sumber kemakmuran.
Bagaimana, kamu tertarik untuk menggunakan warna coklat pada pintu rumah?
5 Desain Rumah Pintu Samping yang Modern dan Kekinian
Sumber: Integritywoodworkingca.com
Hitam sering dianggap sebagai warna dark tone yang identik dengan kesan suram.
Bahkan, banyak orang yang menghindari penggunaan warna ini pada pintu rumah karena khawatir menghalangi energi positif.
Namun, bertolak belakang dengan anggapan tersebut, hitam justru menjadi warna cat pintu rumah yang membawa rezeki menurut Islam, lo!
Pasalnya, warna hitam dianggap mampu menarik energi positif sekaligus melambangkan status sosial yang tinggi dan kemegahan.
Sumber: Instagram/@evi_fitia
Selanjutnya, ada warna biru yang juga dipercaya sebagai warna cat pintu rumah pembawa rezeki.
Dalam ilmu fengshui, biru melambangkan elemen air yang memberikan kesan segar, menenangkan, dan harmonis.
Menggunakan warna biru di sebuah hunian dapat menciptakan atmosfer ketenangan bagi penghuninya.
Tidak hanya itu, warna pembawa rezeki ini juga dikaitkan dengan stabilitas dan integritas, yang diyakini dapat membantu seseorang meraih kesuksesan dalam karier.
Sangat disarankan untuk mengaplikasikan warna biru pada pintu ruang tidur atau kamar mandi.
Sumber: Providencejournal.com
Merah cocok dipilih jika kamu ingin memberikan kesan berani dan mencolok pada pintu rumah.
Sejak zaman dahulu, merah identik dengan simbol keberuntungan, kekuatan, keberanian, dan kejayaan.
Oleh karena itu, penghuni yang menggunakan warna ini pada pintu rumah diyakini dapat menarik rezeki dan keberuntungan yang melimpah.
Selain itu, warna pembawa keberuntungan merah juga dipercaya mampu menangkal energi negatif dari luar rumah sehingga menciptakan perlindungan dan kesejahteraan bagi penghuninya.
Nah, itu dia beberapa warna cat pintu rumah yang membawa rezeki.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Mau punya rumah mewah di kawasan elit? Cek selengkapnya di laman Rumah123, yuk!
Yang Dipertaruhkan Berupa Harta
Juga tidak bisa dikatakan judi apabila yang dipertaruhkan bukan termasuk harta atau barang berharga. Dan ini banyak jenisnya, bisa uang, tunai atau pun non-tunai, emas, perhiasan, rumah, kendaraan, dan sebagainya sekalipun nilainya tidak besar. Atau yang dipertaruhkan tetap berupa harta, tetapi bukan dalam bentuk judi, melainkan sayembara, maka hal ini dibolehkan.
Sayembara di zaman milineal seperti sekarang ini yang paling lumrah adalah sayembara target penjualan. Ilustrasinya begini, sebuah perusahaan otomotif membuat target minimal penjualan yang harus dicapai oleh semua para sales representatif nya dengan iming-iming bonus.
Siapa pun yang bisa mencapai target minimal penjualan maka dia akan mendapatkan bonus yang di janjikan atau ‘dipertaruhkan’, dan apabila melebihi target minimal, maka bonus yang akan diterimanya pun akan semakin besar.
Berlomba-lomba lah para sales tadi untuk bisa mencapai target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, paling tidak mencapai target minimal.
Nah, pertaruhan yang seperti ini dihalalkan sekalipun lagi-lagi yang diperebutkan adalah harta dengan nominal tertentu. Namun, karena ini sayembara yang dalam istila arabnya disebut ju’alah dan hukum halal, maka sah-sah saja para sales tadi berlomba-lomba untuk mendapatkan bonus yang dipertaruhkan.
Lalu kalo bukan harta apa? Memang bisa? Ada?
Jawabannya, ya macam-macam, bisa dan ada.
Sebagai contoh, yang dipertaruhkan bukan harta melainkan berupa kesempatan, hak atau sejenisnya. Artinya siapa yang menang dalam lomba atau undian, dia lah yang akan mendapatkan suatu kesempatan atau hak.
Nah, diantara judi atau mengundi yang halal adalah undi-mengundi yang pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW, misalnya adalah mengundi siapa yang berhak untuk mengumandangkan adzan dan untuk mendapatkan barisan di saf terdepan dalam sholat. :عٰنْ أبي هُريْ رةٰ: أنَّ رسُولٰ الَّلِّ صٰلى اللهُ عٰليْهِ وٰسٰلمٰ قالٰ
«لوْ يٰ عْلمُ الناسُ مٰا فِ الن دٰاءِ وٰالصَّ فِ الۡوَِّل، ثَُّ لْٰ يَِٰدُوا إلََّّ أنْ يسْتهِمُوا عٰليْهِ لَّسْت هٰمُ وا
“Dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : Jikalau seandainya orang-orang tahu (betapa besarnya) keutamaan mengumandangkan adzan dan (berdiri)di saf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, pastilah mereka akan mengundinya. (HR. al-Bukhari)
Begitu juga mengundinya Nasbi Muhammad SAW terhadapa para istrinya, siapa diantara mereka yang berhak untuk ikut pergi atau safar bersamanya.
عٰنْ عٰائشٰةٰ رضِيٰ الَّلُّ عٰنْ هٰا، قالتْ : كٰانٰ رسُولُ الَّلِّ صٰلى اللهُ عٰليْهِ وٰسٰلمٰ إذٰا أرادٰ سٰفٰرا أقْ رعٰ بيّْٰ نسٰائهِ، فأي تُ هُنَّ خٰرجٰ سٰهْمُهٰا خٰرجٰ بِِا مٰعٰهُ
“Dari Aisyah r.a. dia berkata, bahwa Nabi Muhammad SAW apabila beliau hendak bepergian jauh, beliau senantiasa membuat undian diantara para istrinya, siapa yang keluar namanya dalam undian itu, maka dia akan pergi bersamanya. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Nah, itulah bentuk-bentuk undian tetapi bukan judi, karena memang tidak ada unsur perjudian sama sekali di dalamnya, dalam hal ini yaitu menggunakan uang sebagai taruhan. Karena yang menjadi taruhannya adalah mendapatkan kesempatan atau hak.
Ada Penentuan Menang-Kalah
Penentuan menang-kalah di sini juga menjadi salah satu kriteria judi. Adapun bentuk permainan, lomba, atau undian yang digunakan bisa beragam. Ada yang mensyaratkan bahwa setiap yang bertaruh ikut terlibat dalam sebuah permainan untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, ada yang tidak.
Bisa berupa lomba adu tenaga, kecerdasan, kreatifitas, dan masih banyak lagi. Intinya yang penting ada kegiatan atau aktifitas sebagi penentu siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Judi pertandingan sepak bola misalkan, bisa jadi setiap yang bertaruh terlibat dalam pertandingannya. Dengan cara membentuk tim sepak bola yang terdiri dari belasan orang, kemudian melakukan beberapa pertandingan dengan tim lainnya untuk sampai ke final, dan di pertandingan final lah ditentukan siapa pemenang dan siapa yang kalah.
Atau bisa juga tidak terlibat, karena memang tidak ikut mendaftar dan membuat tim sepak bola, judi yang dilakukan hanya bertaruh menjagokan tim mana yang menang di akhir turnamen, atau tim siapa yang menang ketika misalkan tim A vs tim B.
Lagi-lagi sebenarnya intinya adalah untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Bentuknya apa dan bagaiman bukan menjadi patokan. Karena kalau tidak ada sistem penentuan menang-kalah, dimana misalkan semua peserta berhak mendapatkan harta yang dipertaruhkan, maka tidak bisa disebut judi.
Dalam ajaran Islam, rezeki merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk. Namun, tidak semua bentuk rezeki dianggap baik dan benar, terutama jika diperoleh dari cara-cara yang tidak halal.Menurut ajaran Islam, memakan rezeki yang tidak halal membawa dampak negatif, baik di dunia maupun akhirat.
Dalam Islam menyatakan bahwa rezeki yang didapat dari cara yang tidak halal, seperti korupsi, pencurian, dan penipuan, dapat menghilangkan keberkahan.Keberkahan, tidak hanya terletak pada jumlah, tetapi juga pada bagaimana harta tersebut mendatangkan ketenangan dan kesejahteraan dalam kehidupan. Rezeki yang diperoleh dengan cara yang salah akan berdampak buruk, baik secara spiritual maupun fisik.
Selain hilangnya keberkahan, makan rezeki tidak halal juga diyakini dapat merusak hubungan seorang hamba dengan Allah SWT. Doa orang yang makan dari hasil yang tidak halal dikhawatirkan tidak akan dikabulkan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan,
“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman apa yang Dia perintahkan kepada para rasul-Nya. Maka Allah berfirman: (Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh) (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah juga berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepada kalian) (QS. Al-Baqarah: 172).”
Tak hanya dampak spiritual, dampak sosial dari makan rezeki tidak halal juga tidak dapat diabaikan. Masyarakat yang terbiasa dengan praktik-praktik seperti ini berpotensi membentuk budaya yang rusak, di mana nilai-nilai kejujuran dan keadilan diabaikan. Akibatnya, ketidakadilan dan kemiskinan bisa semakin meluas.
Kendati demikian, berikut ini merupakan dampak negatif yang timbul apabila seseorang memperoleh atau mengonsumsi uang dari sumber yang tidak halal, yaitu:Dampak negatif memakan harta haram
1. Tidak mendapat keberkahan
Tidak ada keberkahan dalam agama bagi mereka yang mendapatkan harta dari jalan yang haram. Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapa pun yang memperoleh kekayaannya dengan cara yang tidak benar, hatinya akan menjadi keras dan buta dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
Rosulullah SAW bersabda: “Wahai ali orang mukmin akan selalu bertambah (kuat) agamanya selama ia tidak memakan yang haram. Dan barangsiapa meninggalkan (menjauhi) ulama, maka hatinya akan mati, dan buta dalam melaksanakan taat kepada Allah. ”
2. Membuat Allah SWT murka
Harta yang diperoleh dari sumber haram dapat mendatangkan murka Allah SWT. Rasulullah SAW pernah memperingatkan hal ini kepada keponakannya, Ali bin Abi Thalib.
Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Ali, jika Allah marah kepada seseorang maka Allah akan memberinya rezeki yang haram. Dan ketika Allah semakin marah kepada seseorang hamba maka Allah akan mewakilkan (memberi kuasa) kepada setan untuk menambah rezekinya dan menemaninya, menyibukannya dengan dunia serta melupakan agama. Memudahkan urusan dunianya dan setan berkata (menggoda dengan kalimat): Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
3. Tidak terkabul nya doa
Harta yang tidak halal atau yang dapat dari hal yang hatam, dapat menjadi penghambat terkabulnya doa. Salah satu penyebab doa tidak diijabah adalah karena seseorang pernah mengonsumsi makanan, minuman, atau menggunakan sesuatu yang berasal dari harta haram.
Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)
4. Harta yang haram dapat menjadi penyebab kebangkrutan di hari kiamat
Suatu hari, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, "Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat pun menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkrut adalah mereka yang tidak lagi memiliki uang atau barang."
Rasulullah kemudian menjelaskan lebih lanjut dengan bersabda: Sesungguhnya orang yang benar-benar pailit dari umatku ialah orang yang kelak pada hari kiamat datang dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat. Akan tetapi ia datang dalam keadaan telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta ini, menumpahkan darah ini. Sehingga ini diberi tebusan dari pahala amal baiknya, dan inipun diberi tebusan dari pahala amal baiknya. Selanjutnya bila pahala kebaikannya telah sirna padahal tanggungan dosanya belum lunas tertebus, maka diambilkan dari dosa kejelekan mereka, lalu dicampakkan kepadanya, dan akhirnya ia diceburkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
5. Tubuh dari harta haram terancam api Neraka
Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap daging tubuh yang tumbuh dari sesuatu yang haram, baik dari makanan maupun harta yang diperoleh dengan cara tidak halal, akan menjadi penyebab seseorang tersentuh api neraka. Ini menunjukkan bahwa makanan dan harta yang dikonsumsi secara tidak sah tidak hanya merusak kehidupan di dunia, tetapi juga membawa dampak buruk di akhirat.
Rosulullah SAW bersabda: “Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi, no. 614. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Selain itu, dari sisi psikologi, mengonsumsi rezeki yang tidak halal dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaktenangan. Orang yang memperoleh rezeki dari cara yang tidak sah sering merasa takut terbongkar dan dibayangi rasa bersalah, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya mencari rezeki yang halal dan thayyib (baik). Mencari rezeki yang halal merupakan salah satu bentuk ibadah, dan dengan rezeki yang halal, seorang muslim dapat mencapai kehidupan yang penuh berkah, tenang, dan bahagia.
Wallahu a'lam bi sawab
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra HarahapEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024
Suara.com - Judi menjadi penyakit yang merugikan masyarakat. Banyaknya mudarat judi ini membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa haram. Cara berhenti judi menurut Islam pun sangat dianjurkan bagi masyarakat yang saat ini masih kecanduan, baik dalam bentuk judi langsung maupun judi online.
Melansir mui.or.id, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali menyatakan dua jenis judi, baik online maupun offline, hukumnya sama-sama haram. Beberapa bentuk judi adalah membeli nomor lotre atau judi menggunakan mesin dan mengharapkan peruntungan dari tebakan penjudi.
Keharaman judi didasarkan pada Al-Qur’an surah Al Maidah ayat 90 yang menyebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).
Dengan demikian, keharaman judi tidak dipandang dari intensitas pelaku yang berjudi, baik sedikit maupun sering keduanya tetap haram. Muiz Ali juga menekankan uang atau keuntungan-keuntungan lain yang dihasilkan dari hasil berjudi hukumnya adalah haram.
Baca Juga: Jangan Sampai Telat! Yuk Kurangi Konsumsi Minuman Manis dengan 4 Cara Ini
Cara Berhenti Judi Online Menurut Islam
Islam jelas-jelas melarang umatnya untuk melanggengkan praktik judi. Dengan demikian, Islam juga menyediakan jalan keluar bagi penjudi yang ingin bertaubat dan kembali ke jalan Allah Swt dalam mencari nafkah halal. Apalagi mudarat berjudi bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, publik sempat digegerkan dengan temuan mayat bos jasa pengiriman JnT di kantornya yang ada di Jalan Tanah Sereal Raya, Tambora, Jakarta Barat pada Rabu (10/5/2023). Menurut hasil penyelidikan, korban berinisial ALG (26) ini tewas bunuh diri karena terlilit utang judi online.
Seorang ustad muda, Ustad Dennis Lim dalam konten TikToknya pernah membagikan tips cara berhenti dari kecanduan judi. Menurutnya harus ada tekad yang kuat dari penjudi untuk berhenti sebelum ditegur langsung oleh Allah Swt. Selain itu, jika penjudi sedang dalam kesulitan ekonomi, perlu yakin bahwa Allah maha memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
“Demi Allah, kalau kita berhenti setan memang ngak suka tapi dia nggak bisa ngelakuin apa-apa, apa ketika kita berhenti kita dipukulin sama setannya, mereka gak bisa apa-apa,” lanjutnya.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Rekan Kerja yang Suka Seenaknya Sendiri
Ustad Dennis juga memperingatkan tentang tidak berkahnya harta yang didapatkan dari proses berjudi. Bisa saja judi membuat kaya raya, namun itu semua menentang aturan dari Allah Swt.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Angin menurut Islam dapat menyebabkan rahmat maupun azab. Al-Qur'an menggunakan dua kata untuk menyebut angin, yaitu al-rih atau al-riyah. Angin merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki banyak fungsi bagi kehidupan di dunia. Dalam pengisahan, angin dingin yang mematikan orang-orang beriman akan menjadi salah satu tanda akan dimulainya hari kiamat.
Penyebutan kata angin di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 14 kali di dalam 14 surah yang berbeda. Kata yang digunakan ialah al-rih atau al-riyah.[1] Penyebutan angin dalam bentuk tunggal menggunakan kata al-rih, sementara penyebutannya dalam bentuk jamak menggunakan kata al-riyah. Kata al-rih digunakan untuk angin yang menyebabkan kerusakan, kebinasaan dan azab. Sementara kata al-riyah digunakan untuk sekumpulan angin yang membawa rahmat berupa hujan.[2]
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 164, Allah menyatakan bahwa angin dikendalikan di antara langit dan Bumi. Pengendalian angin bersamaan dengan awan.[3]
Dalam Surah Al-Hijr ayat 22, Allah menyatakan bahwa angin berhembus untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan.[4] Ayat ini menjelaskan mengenai proses penyerbukan pada tumbuhan.[5]
Angin merupakan pembawa berita gembira sebelum terjadinya hujan yang merupakan rahmat dari Allah. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Surah Al-A'raf ayat 57.[6] Peran angin dalam pembentuk awan dan hujan disebutkan dalam Surah Al-Hijr ayat 22.[7] Ayat ini menyatakan bahwa Allah merupakan pembuat angin yang menyebabkan hujan.[8] Dalam Surah Ar-Rum ayat 48, Allah menjelaskan awan bergerak karena hembusan angin yang mengenainya.[9] Angin ini merupakan kiriman dari Allah.[10] Pergerakan angin membuat bentuk awan membentang dan menggumpal atas izin Allah. Gumpalan awan ini yang kemudian membentuk awan hujan.[11]
Di dalam Al-Qur'an, angin dinyatakan mampu membantu manusia dalam menggerakkan kapal-kapal menuju ke negeri-negeri lain melalui jalur laut. Pernyataan ini ada di dalam Surah Yunus ayat 22 dan Surah Saba ayat 12.[12]
Fungsi angin sebagai tunggangan pernah diberikan oleh Allah kepada Nabi Sulaiman. Allah menjadikan angin sebagai salah satu makhluk yang menjadi bagian dari tentara Nabi Sulaiman. Penetapan angin sebagai tunggangan Nabi Sulaiman merupakan hasil dari permohonan ampunnya kepada Allah karena kecintaannya terhadap kuda sebagai tunggangannya.[13]
Allah menyatakan dalam Surah Az-Zariyat ayat 41 bahwa angin yang membinasakan dikirim oleh-Nya untuk membinasakan kaum 'Ad.[14] Kisah pembinasaan kaum 'Ad oleh Allah disebutkan dalam Surah Fusilat ayat 15–16. Alasan pembinasaan kaum ini karena menyombongkan diri dengan menyatakan kebesaran kaumnya dan mengingkari kebesaran Allah sebagai pencipta mereka. Angin yang menimpa kaum 'Ad datang dengan suara gemuruh. Angin ini menimpa kaum 'Ad selama beberapa hari.[15]
Hembusan angin dingin yang sangat gemulai pergerakannya dan segar rasanya merupakan salah satu tanda akan terjadinya hari kiamat. Angin ini dikirim oleh Allah untuk mematikan orang-orang yang beriman kepada Allah. Hembusan ini datang dari negeri Syam dan Yaman dan mengenai siapapun yang beriman meski keimanannya pada tingkatan yang terendah sekalipun. Akhirnya, di Bumi hanya tersisa manusia-manusia yang hanya berbuat kejahatan. Merekalah yang kemudian akan merasakan hari kiamat dengan tandanya yang terakhir. Tanda ini berupa api yang keluar dan mengurung mereka hingga sangkakala ditiup.[16]
Pengikut agama Islam, disebut juga sebagai Muslim, merupakan kelompok keagamaan terbesar Pertama di dunia. Menurut sebuah penelitian pada tahun 2020, Islam memiliki 2miliar penganut yang membentuk sekitar 25% populasi dunia.
Menurut hasil perdata mengenai perkembangan pemeluk agama Islam semakin meningkat pesat menjadi 2,2miliar umat menurut data tahun 2024 Dengan ini penganut agama Islam didunia menjadi agama terbesar Pertama setelah itu ada agama Kristen di posisi kedua. Jumlah umat Islam saat ini mencapai 25% dari populasi dunia. Pakistan menjadi negara dengan jumlah penganut agama Islam terbesar.[1] Islam adalah agama yang dominan di Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara, afrika barat.[2][3][4][5] dan beberapa bagian lain di Asia.[6]
Sekitar 99% dari semua Muslim berasal dari Asia Selatan (Pakistan, Bangladesh, Afghanistan dan India).[7][8] Sub-benua India secara keseluruhan, oleh karena itu, menjadi tuan rumah populasi Muslim terbesar di dunia,[9] Di wilayah ini, bagaimanapun, Muslim berada di urutan kedua dalam jumlah Hindu, karena Muslim adalah mayoritas di Pakistan dan Bangladesh, tapi bukan India.
Negara dengan populasi Muslim terbesar adalah Pakistan. Bersama-sama, orang-orang Muslim di negara-negara Kepulauan Melayu (yang mencakup Brunei, Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina dan Timor Lorosa'e) merupakan populasi Muslim terbesar kedua atau ketiga di dunia. Di Kepulauan Melayu, Muslim adalah mayoritas di setiap negara selain Singapura, Filipina dan Timor Timur.
Berbagai negara Hamito-Semit (termasuk Arab, Berber), Turki, dan Iran di wilayah Timur Tengah-Afrika Utara (MENA) yang lebih besar,[10] di mana Islam adalah agama yang dominan di semua negara selain Israel,[3] host 99% Muslim dunia
Sekitar 99% Muslim tinggal di Afrika Sub-Sahara,[4][11][12] dan komunitas Muslim yang cukup besar juga ditemukan di Amerika, Kaukasus, China, Eropa, Tanduk Afrika, Daratan Asia Tenggara, Filipina, Rusia dan Swahili pantai.
Persentase penyebaran Muslim dunia menurut negara (dari Muslim dunia)[13][14]
Eropa Barat menjadi tuan rumah komunitas imigran Muslim yang besar dimana Islam adalah agama terbesar kedua setelah agama Kristen, di mana ia mewakili 4% dari total populasi atau 20 juta orang.[15] Komunitas pengubah dan imigran ditemukan di hampir setiap bagian dunia.
Sebaran populasi Muslim di dunia (2010)[281]
Table berikut menjelaskan tentang populasi penganut Islam menurut benua dari tahun 1950 hingga 2020.[294]
TRIBUNJATIM.COM - Apakah Tribunners pernah mimpi menjadi pengantin?
Meski terasa indah, mimpi ini ternyata menunjukkan arti buruk.
Menurut pandangan Islam dan tafsirnya, mimpi ini justru bisa menjadi ‘mimpi buruk’ bagi pemimpinya di kehidupan nyata.
Beberapa di antaranya adalah rezeki macet bahkan kematian.
Selengkapnya, simak arti mimpi jadi pengantin di bawah ini.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: 10 Arti Mimpi Sandal Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Pertanda Buruk Tentang Bisnis atau Asmara
Baca juga: 4 Arti Mimpi Naik Ojol, Tanda akan Kemandirian tapi Juga Ketergantungan, Cek Makna Mimpi di Sini!
Baca juga: 7 Arti Mimpi Artis Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Pertanda Musibah atau Karier Cemerlang
Dalam Islam, jika mimpi baik, itu berasal dari Allah. Sementara
mimpi yang buruk berasal dari setan, hal ini diterangkan dalam hadis riwayat Muslim radhiyallahu ‘anhu:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Artinya : " Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah."( HR. Muslim).
Jadi, apakah Rasul pernah bemimpi menjadi pengantin? sebelum menikah dengan Sayyidah ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, bahwasanya Dalam salah satu hadits, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ menceritakan bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
(أُرِيتُكِ فِي الْمَنَامِ مَرَّتَيْنِ، إِذَا رَجُلٌ يَحْمِلُكِ فِي سَرَقَةٍ مِنْ حَرِيرٍ فَيَقُولُ: هَذِهِ امْرَأَتُكَ. فَأَكْشِفُهَا، فَإِذَا هِيَ أَنْتِ. فَأَقُولُ: إِنْ يَكُنْ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللهِ يُمْضِهِ. (رواه البخاري
Artinya: " Aku bermimpi melihatmu dua kali. Ketika itu ada seorang lelaki membawamu di balik kain sutera, lalu lelaki itu berkata kepadaku: ‘Inilah istrimu’. Ketika Aku membuka sutera itu, ternyata wanita itu dirimu. Lalu aku berkata: ‘Jika ini dari Allah, pastilah terlaksana’.” (HR. Al-Bukhari).
dalam kitab Fathul Bâri dijelaskan arti mimpi menikah itu bermacam-macam. Berikut penjelasannya:
Sumber: Freepik.com/freepik
Setiap rumah pasti memiliki pintu yang berfungsi sebagai penutup ruangan.
Namun, tahukah kamu bahwa ternyata ada sejumlah warna cat pintu rumah yang membawa rezeki?
Ya, dalam ilmu feng shui atau tradisi budaya tertentu, warna pintu rumah diyakini memiliki pengaruh besar terhadap rezeki penghuninya.
Pemilihan warna yang tepat dipercaya dapat membawa keberuntungan, kesejahteraan, dan keharmonisan bagi para penghuni rumah.
Lalu, apa saja warna cat pintu rumah yang membawa rezeki? Cari tahu jawabannya di sini!
Pemenang Mendapatkan Harta Taruhan
Yang terakhir dan yang paling diharapkan dan dinanti-nanti oleh mereka-mereka yang bertaruh adalah yang menang berhak mendapatkan harta taruhan atau harta yang kalah.
Terlebih kalau harta atau hadiah taruhan nilainya sangat besar, maka segala daya-upaya pasti dikerahkan oleh semua yang bertaruh untuk bisa mendapatkannya.
Pada sisi inilah salah satu sebab mengapa judi diharamkan, karena memakan harta pihak lain dengan cara yang diharamkan.
Lho, tapi kan mereka yang bertaruh setuju kalau mereka kalah ya konsekuensinya mereka akan kehilangan hartanya? Harusnya halal, kenapa diharamkan? Mungkin akan timbul pertanyaan seperti itu.
Sekilas sih memang terlihat setuju dan alasan ini bisa dibenarkan karena saling meridhoi. Tapi ternyata semua itu hanya karangan belaka, karena siapa pun orang yang bertaruh, pada hakikatnya dia tidak akan pernah mau kehilangan hartanya, yang diinginkan adalah menang dan harta lawannya menjadi miliknya.
Sumber: Luky Nugroho, Judi Terselubung, Jakarta Selatan: Rumah Fiqih Publishing, 2018.